Minggu, 09 November 2014




A.      KEADAAN SETIMBANG
Reaksi yang dapat berlangsung dalam dua arah disebut reaksi dapat balik. Jika kecepatan reaksi  ke kanan = kecepatan reaksi ke kiri, maka reaksi dikatakan dalam keadaan setimbang dan untuk menyatakannya digunakan 2 arah anak panah yang berlawanan arah ( <=====>    ).
Suatu reaksi yang dapat berlangsung dua arah yaitu ke arah produk dan ke arah pereaksi disebut reaksi kesetimbangan   ( reaksi reversible )  sedangkan reaksi yang berlangsung searah saja   ( menghasilkan produk ) disebut reaksi berkesudahan ( reaksi irreversible ).
Contoh reaksi reversible
 N2 (g) + 3H2 (g)  <=========>           2NH3(g)  
                Suatu reaksi dikatakan berada pada kesetimbangan apabila pada reaksi diatas laju pembentukan 2 molekul NH3 sama cepatnya dengan pembentukan 3 molekul H2 dan 1 molekul N2. Sehingga pada keadaan kesetimbangan jumlah partikel masing-masing zat yang bereaksi dalam satu satuan waktu adalah sama dengan jumlah yang terbentuk kembali ( kesetimbangan dinamis ).

B.      PERGESERAN KESETIMBANGAN
Berdasarkan hasil pengamatan, suatu kesetimbangan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor dari luar.
1.       Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan
kesetimbangan dapat dipengaruhi oleh konsentrasi, volume, tekanan dan temperatur.
Contoh : N2O4 (g)    <===========>           2NO2(g)
N2O4 adalah gas yang tidak berwarna, sedangkan gas NO2 berwarna merah coklat. Jika pada sistem kesetimbangan tersebut diberikan tekanan dari luar, kemudian diamati maka warna merah coklat pada sistem itu semakin lama semakin memudar. Hal itu berarti gas NO2 dalam sistem berkurang atau kesetimbangan bergeser dari kanan ke kiri.

2.       Azas Le Chatelier
Menurut Henri-Louis Le Chatelier   Jika pada suatu system kesetimbangan diberikan suatu aksi , maka sistem akan mengadakan reaksi sehingga pengaruh aksi menjadi sekecil-kecilnya.
a.        Pengaruh perubahan konsentrasi
Pada suatu sistem kesetimbangan, jika konsentrasi salah satu zat ditambah maka kesetimbangan akan bergeser dari arah zat yang konsentrasinya ditambah. Sebaliknya jika konsentrasi salahsatu zat dikurangi maka kesetimbangan akan bergeser ke arah zat yang konsentrasinya dikurangi.
Contoh : Pada reaksi 1 apabila ditambahkan  sejumlah tertentu gas N2 maka konsentrasi gas N2 akan bertambah. Menurut asas Le Chartier system akan berubah sedemikian rupa sehingga pertambahan konsentrasi N2 menjadi sekecil mungkin. Hal ini terjadi jika sebagian gas N2 dan H2  diubah menjadi gas NH3. Jadi reaksi bergeser ke arah pembentukan  gas NH3. Sebaliknya jika pada system tersebut konsentrasi gas N2 kita kurangi, maka system akan berubah sedemikian rupa hingga konsentrasi N2 bertambah atau reaksi bergeser ke arah pembentukan gas N2.
Perubahan konsentrasi diatas dapat disimpulkan :
Jika konsentrasi zat diperbesar maka kesetimbangan bergeser dari arah zat tersebut dan jika konsentrasi zat diperkecil maka kesetimbangan bergeser ke arah zat tersebut.

b.        Pengaruh perubahan volume
Pada suatu sistem kesetimbangan, jika volume diperbesar maka konsentrasi setiap zat dalam sistem itu akan berkurang. Sehingga sistem akan berkurang. Hal ini maka sistem akan mengadakan reaksi dengan menggeser kesetimbangan ke arah zat yang jumlah koefisiennya lebih besar.
Hal diatas dapat disimpulkan :
Jika volume diperbesar maka kesetimbangan bergeser ke arah zat yang jumlah koefisiennya lebih besar dan jika volume diprkecil maka kesetimbangan bergeser ke arah zat yang jumlah koefisiennya lebih kecil.

c.        Pengaruh perubahan tekanan
Pada suatu sistem kesetimbangan, jika tekanan diperbesar maka volume menjadi lebih kecil. Dengan demikian konsentrasi setiap zat pada kesetimbangan itu akan bertambah. Hal ini akan mengakibatkan kesetimbangan akan bergeser ke arah zat yang jumlah koefisiennya lebih kecil.
Contoh :
Ke dalam alat suntik dimasukkan gas N2O4 sehingga terjadi kesetimbangan :
N2O4 (g)     <===========>               2NO2(g)
Tekanan diperbesar dengan cara menekan alat suntik ke dalam. Ternyata gas NO2 berkurang. Hal ini terjadi karena jumlah koefisien NO2 lebih besar, sehingga kesetimbangan bergeser ke kiri atau ke arah zat yang jumlah koefisiennya lebih kecil.
Kesimpulan dari perubahan tekanan:
Jika tekanan diperbesar maka kesetimbangan bergerser ke arah zat yang jumlah koefisiennya lebih keci dan jika tekanan diperkecil maka kesetimbangan akan bergeser ke arah zat yang jumlah koefisiennya lebih besar.

d.        Pengaruh perubahan temperatur
Reaksi pembentukan amoniak adalah reaksi eksotermis yaitu reaksi  disertai pelepasan energi   (kalor)yaitu :
 N2(g)+3H2 (g)     <=========>      2NH3(g)       ΔH = -92 kJ
Sedang pada reaksi penguraian amoniak merupakan reaksi endotermis yaitu reaksi yang memerlukan tambahan energi ( kalor ):
2NH3(g)   <==========>       N2 (g) + 3H2 (g)       Î”H = +92 kJ 
Jika pada reaksi pembentukan amoniak dilakukan dengan penambahan kalor, system akan berubah mengurangi kalor yaitu sebagian amoniak akan terurai dan energi akan disimpan dalam N2 dan H2. Jadi jika suhu dinaikkan kesetimbangan bergeser ke arah reaksi endotermis, sebaliknya apabila dilakukan penurunan suhu mengakibatkan pergeseran kesetimbangan ke arah reaksi eksotermis.
        Pengaruh perubahan temperatur dapat disimpulkan sebagai berikut
Jika temperatur dinaikkan maka kesetimbangan bergeser ke arah reaksi endoterm dan jika temperatur diturunkan maka kesetimbangan bergeser ke arah reaksi eksoterm.

e.        Pengaruh katalis
Pengaruh  penambahan  katalis  hanya  untuk mempercepat tercapainya  kesetimbangan,  dan tidak  merubah pergeseran arah reaksi
Sebagai gambaran misalnya :
A   +   B   <===>   C
Sebagaimana kita ketahui, suatu katalis mempercepat reaaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi (energi pengaktivan). Dari diagram diatas dapat kita lihat kehadirannya akan menurunkan energi ktivasi ke kanan maupun ke kiri. Hal ini berarti bahwa baik reaksi maju maupun reaksi balik sama-sama dipercepat oleh katalis, sehingga kedua-duanya memperoleh laju yang sama besar. Jadi suatu katalis berfungsi mempercepat tercapainya kesetimbangan.

MATERI DAN SOAL KESETIMBANGAN KIMIA:
  1. C. KESETIMBANGAN INDUSTRI
  2. KEADAAN SETIMBANG DAN PERGESERAN KESETIMBANGAN
  3. PERHITUNGAN KONSENTRASI DAN KESETIMBANGAN Kc
  4. Soal Kesetimbangan
  5. TETAPAN KESETIMBANGAN
  6. soal keadaan setimbang dan pergeseran kesetimbangan
  7. soal kesetimbangan kimia (2)


Sumber:
KIMIA untuk SMA kelas X, Unggul Sudarmo, Penerbit Erlangga, 2004
KIMIA 1 SMU, untuk Kelas 1, Irfan Anshori dan Hiskia Ahmad, Penerbit Erlangga, 1999
KIMIA untuk SMA/MA, kelas X, Tarti Harjani, dkk,  Penerbit Masmedia, 2012

1 komentar:

  1. Kok ora mudeng Babar blas padahal wis tak pikir karo merem ...

    BalasHapus

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!